DEGRADASI PESISIR TELUK AMBON
Pendahuluan
Propinsi Maluku terkenal sebagai salah
satu lumbung ikan di Indonesia. Berbagai wilayah didaerah tersebut merupakan
wilayah yang potensial untuk berbagai usaha perikanan, salah satunyaadalah
Teluk Ambon. Teluk Ambon terkenal sebagai ladang ikan Cakalang Katsuwonus
pelamis)dan Tuna (Thunus sp.) yang juga merupakan kualitas eksport.
Namun, tidak hanya itu, Teluk Ambon juga merupakan tempat penangkapan ikan
umpan seperti ikan Teri (Stolephorus spp.),ikan‘make’(Sardinella,spp.),ikan‘lalosi’(Caesio spp.), ikan‘lompa’(Thrissina
spp.),ikan‘Momar ’( Decopterus spp.) dan ikan‘tatari’/ Rastrelliger spp. Ikan-ikan umpan tersebut
digunakan untuk keperluan kapal-kapal penangkap ikan yang beroperasi di
laut Banda. Di sisi lain, Teluk Ambonterbagi menjadi dua wilayah teluk yang
berbeda karakteristiknya, yakni: Teluk Ambon bagian luar dan Teluk Ambon
bagian dalam. Dua wilayah ini dipisahkan oleh suatu ambang/sill
berkedalaman12,8 meter dan lebar 7,8 meter, sehingga oleh karena keberadaannnya
yang demikian, makamembentuk karakteristik yang berbeda antara Teluk Ambon
bagian luar dan dalam, yakni pada Teluk Ambon bagian luar memiliki pola
arus yang dipengaruhi oleh laut Banda sehingga arusnya lebihderas, sedangkan di
teluk bagian dalam, arusnya lebih tenang. Dengan kondisi demikian, makawilayah
Teluk Ambon bagian luar dikhusukan untuk perikanan ikan tangkap dan umpan
sedangkanteluk Ambon bagian dalam dikhususkan untuk perikanan ikan tangkap,
ikan umpan serta ditambahdengan keramba jaring apung (KJA). Berdasarkan fakta
tersebut, maka sudah barang tentumasyarakat pulau Ambon banyak menggantungkan
hidupnya pada sumber daya alam yang ada diTeluk Ambon maupun di
pesisirnya.Teluk Ambon merupakan salah satu wilayah pesisir di Indonesia yang
mengalami pertumbuhan dan pembangunan yang pesat, selain itu pulau Ambon
memiliki bentang alam yang berbukit-bukit dan bergunung disertai lereng
terjal (450) dan hanya sekitar 20% saja yang berupadataran rendah yang sempit
dan pada umumnya tersebar disekitar garis pantai, sehingga kondisi inimendorong
sebagian besar pengembangan pemukiman dan fasilitas pendukung lainnya di
kawasan pesisir pantai. Pengembangan wilayah yang terlalu mengekploitasi
wilayah pesisir dan daerahsekitarnya akan mendorong terjadinya percepatan
degradasi pesisir. Hal ini sesuai dengan hasi kajian ahli pesisir di Asia
Tenggara menyatakan, 80% penduduk terkonsentrasi pada wilayah antara
0 – 60 km dari laut. Ini merupakan penyebab kondisi Teluk Ambon yang
saat ini jauh dari kualitasdaerah perairan yang ideal dijadikan daerah
perikanan, padahal banyak masyarakat yangmenggantungkan hidupnya pada sumber
daya alam yang ada di Teluk Ambon bahkan pesisirnya
Berbagai
hal yang melatarbelakangi banyaknya eksploitasi terhadap daerah pesisir adalah:
(i) perairan wilayah pantai merupakan salah satu ekosistem yang sangat
produktif di perairan laut.Ekosistem ini
dikenal sebagai ekosistem yang dinamik dan unik, karena pada wilayah ini
terjadi pertemuan tiga kekuatan yaitu yang berasal daratan, perairan laut
dan udara. Kekuatan dari daratdapat berwujud air dan sedimen yang terangkut
sungai dan masuk ke perairan pesisir, dan kekuatandari batuan pembentuk tebing
pantainya. Kekuatan dari darat ini sangat beraneka. Sedang kekuatanyang berasal
dari perairan dapat berwujud tenaga gelombang, pasang surut dan arus, sedangkan
yang berasal dari udara berupa angin yang mengakibatkan gelombang dan arus
sepanjang pantai, suhuudara dan curah hujan; (ii) Ekosistem pesisir memiliki
tingkat keanekaragaman hayati yang tinggisehingga mempunyai berbagai sumber
daya alam yang berpotensi untuk dikembangkan. Salah satu potensinya
meliputi keanekaragaman hayati ekosistem terumbu karang, padang lamun dan
mangrove. Jenis ekosistem ini merupakan habitat nursery ground bagi
berbagai macam spesies ikankarang, gastropoda, bivalvia, dan kepiting bakau;
(iii) daerah pesisir merupakan salah satu jalur penghubung antar
daerah bahkan antar negara, contoh: adanya pelabuhan. Perkembangan
daerah pesisir biasanya dimulai dengan adanya fasilitas pelabuhan. Berawal
dengan adanya pelabuhan makadaerah-daerah kawasan pesisir pun dieksploitasi.
Teluk Ambon memiliki pelabuhan utama yangsetiap harinya memiliki lalu lintas
laut yang sibuk karena banyak kapal-kapal perikanan yang berlabuh, hal ini
tentu saja merangsang pembangunan fasilitas perikanan yang menjamur di
sekitar teluk bahkan kemudian diikuti dengan berbagai fasilitas lainnya,
yang tanpa disadari turutmengeksploitasi daerah pesisir.
Penyebab Degradasi Pesisir Teluk Ambon
Adapun berbagai penyebab
terjadinya degradasi pesisir Teluk Ambon adalah: (i) pembukaanlahan di daerah
upland untuk berbagai kepentingan mengakibatkan tutupan vegetasi
berkurang.Tutupan vegetasi yang berkurang akan menyebabkan terjadinya erosi
yang kemudian berujung padasedimentasi; (ii) pencemaran minyak dan sampah,
yakni limbah domestik dan limbah industri; (iii) penyimpangan tata ruang
untuk pemanfaatan daerah pantai, pembangunan di sepanjang pesisir yang tidak terkontrol serta aktifitas
daerah urban yang ada di sepanjang teluk.Dari latar belakang tersebut, maka
terlihat jelas bahwa degradasi yang terjadi di pesisir Teluk Ambon berawal
dari degradasi lahan dan tanah kemudian berlanjut dengan degradasi air
permukaan hinggamenuju ke pesisir sebagai tempat pembuangan akhirnya.
Proses dan Dampak Degradasi Pesisir Teluk Ambon Terhadap
Manusia
Pembukaan lahan di daerah upland akan meningkatkan
erosi permukaan, dan merupakanfaktor utama yang meningkatkan suplai muatan
sedimen ke laut. Selain itu, sedimentasi dalam skalayang lebih kecil dapat
terjadi karena transportasi sedimen sepanjang pantai. Sedimentasi di
perairan pesisir terjadi perlahan dan berlangsung menerus selama suplai
muatan sedimen yang tinggi terus berlangsung. Perubahan laju sedimentasi
dapat terjadi bila terjadi perubahan kondisi lingkungan fisik di daerah
aliran sungai terkait. Pembukaan lahan yang meningkatkan erosi permukaan
dapatmeningkatkan laju sedimentasi. Sebaliknya, pembangunan dam atau pengalihan
aliran sungai dapatmerubah kondisi sedimentasi menjadi kondisi erosional. Bila
sedimentasi semata-mata karenatranportasi muatan sedimen sepanjang pantai, laju
sedimentasi yang terjadi relatif lebih lambat biladibandingkan dengan
sedimentasi yang mendapat suplai muatan sedimen dari daratan. Prosessedimentasi
berlangsung perlahan dan terus menerus selama suplai muatan sedimen yang banyak
daridaratan masih terus terjadi. Proses sedimentasi berhenti atau berubah
menjadi erosi bila suplaimuatan sedimen berkurang karena pembangunan dam atau
pengalihan alur sungai. Pendangkalanakibat sedimentasi alamiah Membawa beberapa
dampak negatif. Dasar di hilir sungai akan meninggiakibat sedimentasi ini.
Akibatnya, air tidak mengalir dengan baik sehingga meningkatkankemungkinan
banjir. Ekosistem pesisir juga terancam oleh pendangkalan. Biota-biota
perairandangkal kehilangan habibat. Dampak yang ditimbulkan terhadap aktifitas
masyarakat di pesisir Teluk Ambon adalah: jika kehilangan makanan,
populasi ikan menyusut sehingga jumlah tangkapannelayan berkurang. Bagi
pelayaran, dampak pendangkalan berupa menyempitnya alur. Akibatnya, perahu
dan kapal semakin terbatas ruang geraknya, terjadinya abrasi pantai, terlalu
banyak organismeyang mati akibat tercemar logam berat, habitat dan ekosistem
banyak yang rusak disebabkan pengikisan pantai yang diakibatkan oleh
proses sedimentasi.Limbah domestik biasanya berasal dari kegiatan manusia
sehari-hari, baik berupa padatanmaupun cairan. Limbah domestik ini tergolong
dalam limbah organik yang mudah terurai oleh bakteri dan jamur. Sehingga
dapat menyebabkan kandungan oksigen di suatu perairan menjadirendah. Selain itu
dapat menyebabkan eutrofikasi (pengkayaan unsur hara) sehingga dapatmenyebabkan
blooming fitoplankton di suatu perairan. Suatu lingkungan dikatakan tercemar
apabilalingkungan tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan peruntukannya. Maksud
dari peruntukannyaadalah lingkungan tersebut sudah tidak bisa digunakan lagi
sebagai tempat untuk hidup dan berkembangbiak oleh makhluk hidup. Hal ini
sesuai dengan pengelolaan UU No 32 tahun 2009, bahwa pencemaran lingkungan
adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,dan/atau komponen
lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui bakumutu
lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Pencemaran di wilayah pesisir paling banyak
terjadiakibat aktivitas manusia yang dengan sengaja membuang sampah atau limbah
industri ke laut tanpamemikirkan efek sampingnya. Akibatnya dapat memberi
pengaruh dalam kehidupan manusia, organisme
lain serta lingkungan sekitarnya. Pada akhirnya dapat juga menyebabkan
keanekaragaman biota laut di perairan menjadi rendah. Limbah cair domestik
umumnya dapat dibagi dalam duakategori: yaitu limbah cair yang berasal dari
cucian seperti sabun, deterjen, dan minyak, limbah cair yang berasal dari kakus
seperti sabun, sampo, tinja, dan air seni. Limbah cair seperti inimenghasilkan
senyawa organik berupa protein, karbohidrat, lemak, dan asam nukleat. Limbah
cair domestik adalah air buangan dari residen/rumah tangga, institusi,
fasilitas keterampilan, dan fasilitas-fasilitas lain yang sejenis, yang
bervariasi kuantitas dan komposisinya dari waktu ke waktu. Limbahini mengandung
bahan organik dan anorganik yang berbentuk cair, suspensi, atau koloid.
Setiapmililiter dari limbah domestik ini biasanya mengandung jutaan sel
mikroba, dan kebanyakanmengandung bakteri yang berasal dari saluran pencernaan,
karbohidrat, vitamin, protein sehinggadapat degradasi oleh pengelolaan secara
biologis. Aktivitas sehari-hari yang kita lakukan sepertimandi, mencuci dan
berbagai aktifitas lain yang kita anggap sepele namun menghasilkan
sisa buangan ternyata dapat membahayakan bagi manusia dan lingkungan
khususnya lingkungan laut.Proses masuknya bahan pencemaran ke dalam ekosistem
laut Proses masuknya bahan pencemar kedalam laut kemudian dialirkan
melalui tingkat-tingkat tropik yang terdapat pada lingkungan dipicuoleh tiga
faktor yaitu :
1.
Disebarkan melalui adukan/turbulensi
dan arus laut.
2.
Dipekatkan melalaui proses biologi
dengan cara diserap oleh ikan, plankton nabati atauganggang, dan melalui proses
fisik dan kimiawi dengan cara absorbsi, pengendapan dan pertukaran ion.
Bahan pencemaran akhirnya akan mengendap di dasar laut.
3.
Terbawa langsung oleh arus dan biola
laut (ikan).
Sebagian bahan pencemar yang masuk ke dalam ekosistem laut
dapat diencerkan dandisebarkan keseluruh laut melalui adukan turbulensi dan
arus laut. Untuk wilayah-wilayah laut yangluas dan terbuka dengan pola arus dan
turbulensi yang aktif, bahan-bahan pencemar akan terurai danterbuang ke
perairan laut yang lebih luas sehingga dapat meminimalkan konsentrasi
akumulasinyadalam suatu badan perairan. Akan tetapi wilayah-wilayah laut yang
sempit dan tertutup, bahan pencemar akan mudah sekali terakumulasi didalam
suatu badan perairan. Bahan pencemar juga akanterbawa oleh arus laut atau ke
biota yang sementara melakukan migrasi/ruaya ke wilayah lautlainnya. Dan akan
lebih menguntungkan apabila terbawa perairan laut terbuka. Bahan pencemar
yangtidak diencerkan dan disebarkan serta terbawa ke wilayah-wilayah laut yang
luas dan terbuka, akandiperlukan melalui proses biologi, fisik dan kimiawi,
dimana dalam proses biologi, bahan pencemar biasanya diserap oleh
organisme laut seperti ikan, fitoplankton maupun tumbuhan laut diserap lagioleh
plankton nabati kemudian akan berpindah ke tingkat-tingkat tropik selanjutnya
sepertiavertebrata dan zooplankton dan kemudian ke ikan dan mamalia. Sedangkan
dalam proses fisik dankimiawi, bahan pencemar akan diabsorbsi, diendapkan dan
melakukan proses pertukaran ion.Selain limbah domestik, pencemaran juga dapat
berasal dari limbah industri yang berupa buangan minyak ke laut. Buangan
minyak ini berasal dari aktifitas PLTD yang berada di sekitar lokasi Teluk
Ambon dan juga kapal-kapal yang melintasi dan berlabuh di Teluk Ambon.
Minyak merupakan bahan kimia yang berbahaya yang berbentuk partikel kecil
yang kemudian diambil oleh plankton dan binatang dasar (bentos), yang
sebagian besar adalah pengurai ataupun filter feeder (menyaring air).
Dengan cara ini, racun yang terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam
rantaimakanan, semakin panjang rantai yang terkontaminasi, kemungkinan semakin
besar pula kadar racunyang tersimpan. Masuknya molekul-molekul hidrokarbon
minyak ke dalam sel. Berbagai jenisudang dan ikan akan beraroma dan berbau
minyak. Minyak menyebabkan kematian pada ikandisebabkan kekurangan oksigen,
keracunan karbon dioksida, dan keracunan langsung oleh bahan berbahaya.
Untuk jangka panjang, terutama bagi biota laut yang masih muda. Minyak di dalam
lautdapat termakan oleh biota-biota laut. Sebagian senyawa minyak dapat
terakumulasi dalam senyawalemak dan protein.Hal lainnya adalah penyimpangan
tata ruang di kawasan pesisir teluk Ambon, yakni pembangunan pemukiman
yang terlampau jauh mengkapling kawasan pesisir bahkan pengeringanyang
berlebihan membuat jalan air menjadi sempit.
Cara
Penanggulangannya
Untuk menanggulangi
sedimentasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yang salah satunya dengan
cara pengerukan.Untuk pekerjaan pengerukan, yang harus diperhatikan adalah:
a. Pekerjaan
pengerukan meliputi dua jenis kegiatan, yaitu pekerjaan pengerukan yanghasil
material keruknya tidak dimanfaatkan atau dibuang dan pekerjaan pengerukan
yanghasil material keruknya dimanfaatkan.
b. Selain
itu pengerukan dapat dikategorikan dalam dua pekerjaan yaitu
pekerjaan pengerukan awal dan pengerukan untuk pemeliharaan alur pelayaran
dan atau kolam pelabuhan.
c. Pekerjaan
pengerukan terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pelaksanaan
pengerukan,transportasi material keruk ke lokasi pembuangan dan kegiatan
pembuangan materialkeruk di lokasi pembuangan material keruk (Dumping area).
Untuk lokasi pengerukan, harus
diperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Pekerjaan
pengerukan dapat dilaksanakan di perairan yang meliputi : alur laut bebas,
alur angkutan perairan, alur pelayaran, alur masuk pelabuhan,anjir atau
terusan, kanal dan lokasi-lokasi lain.
b. Pekerjaan
pengerukan dan atau penambangan harus memperhatikan lokasi keruk dan
atautambang dengan memperhatikan zona-zona yang ada antara lain zona
keselamatan ( Zafety zone ), zona TSS ( Trafficseparation Scheme ),
zona STS (Ship to ship transfer ) dan
zona tempat labuh jangkar (anchorage area), zona kabel laut, zona pipa
instalasi bawah air, zona pengeboran lepas pantai (Off shore drilling), zona
pengambilan barang-barang berharga, zona keamanan sarana bantu navigasi (SBNP),
maupun zona-zona lainnya yang diatur olehketentuan Internasional maupun
instalasi Pemerintah terkait.
c. Bagi
pelaksana pekerjaan pengerukan/penambangan di zona trafficseparation sheme
ataulokasi lainnya yang merupakan alur pelayaran yang ditentukan oleh
pemerintah aupun IMOharus mematuhi segala ketentuanantara lain yang telah
diatur dalam Convention on Regulation for Preventing Collition at Sea 1972
d. Setiap
pekerjaan pengerukan/penambangan harus mencantumkan volume sistem kerja
dan jangka waktu pelaksanaan secara jelas, sedang lokasinya ditetapkan
dalam bentuk koordinatgeografis agar dapat diinformasikan melalui Berita
Maritim ke semua kapal yang akanmelintas di area pekerjaan oleh Syahbandar.e.
e. Area
keruk/tambang di zona traffic separation scheme yang merupakan zona lintas
batasyang terdiri dari beberapa negara harus mendapat rekomendasi dari Negara
Anggota Tripartiate Technical Group (TTEG) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut.
Untuk lokasi pembuangan hasil
pengerukan yang perlu diperhatikan adalah:
a. Tempat
pembuangan material keruk yang lokasinya di perairan, idealnya dibuang pada
jarak 12 mil dari daratan danatau pada kedalaman lebih dari 20 m
ataulokasi lainnya setelahmendapat rekomendasi atau izin dari Direktorat
Jenderal perhubungan Laut,melalui ADPELatau KAKANPEL setempat.
b. Tempat
pembuangan material keruk di darat harus mendapat persetujuan dari
PEMDAsetempat yang berkaitan dengan penguasaan lahan yang sesuai RUTR.
Pada tahap
selanjutnya, untuk meminimalisir jumlah sedimen yang masuk ke perairan
makadapat digunakan teknologi subsurface flow system yaitu dengan
menggunakan bantuanvegetasi sebagai filter dan perangkap sedimen. Gambar.
Subsurface flow system (USDA, 1995)
Untuk
penanggulangan limbah industri dan domestik dapat dilakukan dengan
melakukan penanggulangan limbah terlebih dahulu. Dan khusus untuk limbah
domestik, harus ada larangan dansanksi tegas dari pemerintah agar masyarakat
tidak membuang limbah domestik ke perairan. Untuk limbah industri, dalam
hal ini minyak maka dapat ditanggulangi dengan biodegradasi.Di tahun 1972
dikemukakan tentang penggunaan bakteri untuk membantu
meningkatkan biodegradasi minyak bumi, sehingga dapat mengurangi pencemaran.
Secara biologis, biodegradasioleh bakteri merupakan salah satu cara yang tepat,
efektif dan hampir tidak memiliki pengaruhsampingan pada lingkungan karena
tidak menghasilkan racun ataupun blooming (ledakan populasi)karena bakteri ini
akan mati seiring dengan habisnya minyak. Aktivitas organisme mampu
membantu proses pembersihan tumpahan minyak dengan mengoksidasi minyak
menjadi CO2 dan H2O. Padalingkungan laut, aktivitas degradasi hidrokarbon oleh
bakteri dibatasi minimnya konsentrasi nutrisiyaitu nitrogen dan fosfor.
Penambahan nitrogen dan fosfor ke dalam komponen minyak dapatmerangsang proses
biodegradasi tumpahan minyak. Biodegradasi merupakan suatu proses
yang penting artinya bagi rehabilitasi lingkungan yang tercemar oleh
minyak bumi maupun produk- produknya, dengan memanfaatkan aktivitas
bakteri untuk menguraikan pencemar minyak menjadi bentuk lain yang lebih
sederhana, tidak berbahaya, dan diharapkan memiliki nilai tambah
bagilingkungan. Minyak banyak mengandung bahan organik, hidrokarbonnya banyak
dimanfaatkan oleh bakteri dalam proses kehidupannya. Proses oksidasi
hidrokarbon oleh bakteri dan fungi banyak membantu proses dekomposisi
minyak dan produk minyak. Beberapa jenis bakteri, fungi, yeast, sianobakter,
dan alga hijau menunjukkan kemampuan mengoksidasi hidrokarbon. Pada
dasarnyasemua bakteri mampu mendegradasi minyak, hanya saja setiap jenis
memiliki kemampuan yang berbeda-beda termasuk diantaranya Pseudomonas,
Cyanobacter, Mycobacter dan beberapa jenisyeast. Oksidasi hidrokarbon oleh
bakteri tergantung pada faktor lingkungan seperti suhu, pH dannutrisi.
Untuk penyimpangan
tata ruang yang sudah terlanjur terjadi, maka hanya pihak pemerintah yangdapat
mengatasinya dengan membuat kebijakan. Kebijakan tersebut dapat berupa
alternative penggunaan teknologi untuk meminimalisir kerusakan pesisir
akibat penyimpangan tata ruang.
Penutup
Sebagai penutup,
untuk strategi pengendalian pencemaran ada tiga langkah penanganan yaitu:
1. Berdasarkan
Kebijakan : Yang dimaksud dengan penanganan ini adalah berdasarkanPeraturan
perundang-undangan yang di terbitkan baik daerah pemerintah maupunPusat. (PP No. 82 Tahun 2001)
2. Berdasarkan
Teknis : Bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya,
misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambahalat bantu yang
dapat mengurangi pencemaran.
3. Non
Teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan
caramenciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur
danmengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga
tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini hendaknya dapat
memberikangambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan
dilaksanakan, misalnyameliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan dan
menanamkan perilakudisiplin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar