LAPORAN
PRAKTIKUM
FISIOLOGI HEWAN AIR
Oleh:
Nama : La irawan
nim :
2010-63-045
prody :
MSP
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2014
BAB I
PENNDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Gastropoda merupakan kelompok hewan dari filum
Mollusca. Nama Gastropoda berasal dari bahasa Latin gaster yang
berarti perut dan podos yang berarti kaki, jadi, Gastropoda merupakan
kelompok hewan invertebra, bertubuh lunak, yang berjalan dengan perut sebagai
alat gerak atau kakinya. Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih
pada bagian ventral tubuhnya. Gastropoda bergerak lambat menggunakan kakinya.
Hewan ini memiliki bagian kepala yang jelas yang dilengkapi dengan tentakel dan
kepala.
Gastropoda merupakan Mollusca yang
mengalami modifikasi dari bentuk bilateral simetris menjadi bentuk yang
mengadakan rotasi (pembelitan). Di dalam pembelitan terjadi perubahan sudut 1800
(Jasin, 1987: 138). Gastropoda sering pula disebut sebagai univalvia sebab
memiliki cangkang tunggal, dimana cangkang itu berputar yang menyebabkan semua
organ tubuhnya juga terpilin (Kimball, 1999: 108)
Gastropoda merupakan kelompok terbesar
dari filum Mollusca, dimana lebih
dari 40.000 spesies yang hidup (Campbell, 2000:225). Walaupun
banyak spesises dari filum ini yang merugikan,namun banyak juga dari beberapa
jenis Gastropoda yang menguntungkan, misalnya dijadikan bahan makanan.
Gastropoda merupakan kelas yang
paling dapat dengan mudah beradaptasi dengan kondisi lingkungan dibandingkan
dengan kelas-kelas lainnya dari filum Mollusca, sehingga Gastropoda ini dapat
ditemukan diberagam tempat mulai dari daratan, air tawar, daerah berpasir,
laut, daerah payau, bahkan di daerah estuaria.
Secara spesifik spesies Nerita terdiri dari sepasang
insang bipectinate, cangkang dan operculum, dan memiliki alat kelamin yang
terpisah. proses pembuahan (fertilisasi) Nerita terjadi secara
internal. Mengidentifikasi jenis kelamin Nerita dapat dilakukan
degan cara melihat munculnya penis yang berbentuk segi tiga di sebelah kanan
tentakelnya.
Secara umum kebaradaan nerita Nerita sudah di
eksploitasi sebagai salah satu sumber makanan, sebagai koleksi hiasan aquarium.
Karena sifatnya yang tidak mobile dan cendrung diam menghadapi badai, sehingga
spesies dari komunitas ini sering dijadikan sebagai bio-indikator untuk kondisi
perairan. Dengan semakin besarnya dampak eksploitasi spesies-spesies dari
Nerita, maka perlu berbagai pengkajian untuk meningkatkan pengetahuan
kita terhadap spesies ini, salah satu diantaranya mengenai aspek ekologinya.
1.2
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui kemampuan
adaptasi dari gastropoda jenis nerita.sp
1.3
Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini yaitu:
1. mahasiswa dapat memahami
cara beradaptasi dari gasrtopada jenis nerita ini di segala bentuk perlakuan
yang telah di lakuan
2. memberikan informasi kepada
siapa saja yang hendak melakukan uji coba terhadap gastropoda jenis ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik
Gastropoda
Gastropoda merupakan Molusca yang mengalami modifikasi dari
bentuk bilateral simetris menjadi bentuk yang mengadakan rotasi (pembeitan). Di
daam pembelitan terjadi perubahan sudut 1800. Gastropoda sebenarnya
juga merupakan hewan air walaupun beberapa hidup di darat. Untuk menghindari
kekeringan tubuh, hewan ini membuat cangkok dan cangkok inilah tempat hewan ini
berteduh dalam keadaan yang merugikan. Cangkok akan ditutup dengan menutup yang
disebut epiphragma (Jasin, 1987 : 138).
Cangkang gastropoda berbentuk spiral. Kaki untuk merayap, bentuk kepaka jelas,
dengan tentakel dan mata. Dalam ruang bukal (pipi) terdapat radua (pita
bergigi). Bernapas dengan insang dan paru-paru atau kedua-duanya. Habitatnya di
laut, air tawar, dan di darat. Kelamin terpisah atau hermaprodit, ovipar atau
ovovivipar. Perkembangan tipikal menyangkut larva trokopor dan larva veliger
(larva trokofor bersilia) (Brotowidjoyo, 1990: 112).
Gastropoda disebut juga univalvia karena cangkangnya yang
tunggal. Cangkang ini bisa berputar, seperti juga dengan semua organ dalam
tubuh hewan tersebut. Pada hewan dewasa tidak terdapat bidang simetri meskipun
hewan-hewan ini berkembang dari larva yang simetris bilateral. Hewan ini
mempunyai kepala yang jelas dengan dua mata yang rsering kali terdapat di atas
tangkai (Kimball, 1999: 908).
Karakteristik gastropoda yang paling
khas adalah suatu proses yang dikenal sebagai torsi (torsion). Selama perkembangan
suatu otot asimetris terbentuk , dan satu sisi dari masa viseral tumbuh lebih
cepat dibandingkan dengan yang lain. Kontraksai otot itu dan pertumbuhan yang
tidak merata tersebut menyebabkan masa viseral berotasi sampai 1800 ,
sedemikian rupa sehingga anus dan rongga mantel, ditempatkan di atas kepala
pada hewan dewasa. Sebagian besar Gastropoda terlindung dalam cangkang tunggal
berbentuk spiral tempat hewan itu dapat masuk menarik diri ketika ada ancaman
(Campbell, 2002: 225).
Gastropoda ada yang hidup di darat, air
tawar, maupun air laut. Anggota kelas ini adalah yang terbesar dari fillum
Mollusca, yaitu sekitar 35.000 – 50.000 spesies, yang masih hidup dan sekitar
15.000 jenis yang telah menjadi fosil. Karena jenis Gastropoda ini sangat
banyak, maka hewan ini mudah ditemukan. Ciri-ciri Gastropoda mempunyai cangkang
(sekaligus berfungsi sebagai rumahnya) yang berbentuk kerucut dan
berpilin-pilin (spiral), ke arah kanan atau kiri dan tubuhnya akan menyesuaikan
diri dengan bentuk cangkang itu. Meski pada waktu masih dalam tahap larva,
bentuk tubuhnya simetri bilateral (http://smart-pustaka.blogspot.com/2010/12/gastropoda.html).
2.2 Taksonomi Nerita sp.
Pengamatan
dan publikasi awal spesies Nerita oleh Linnaeus (1758). Secara
taksonominya, hewan ini merupakan kelas gastropod yang mendiami substrat
berbatu. Nerita adalah genus gastropod laut memiliki insang dan
operculum, dari famili Neritidae, genus Nerita yang ditemukan di
seluruh perairan dunia dimna diperkirakan ada 184 spesies yang ada pada genus.
Secara sistematis dari sumber yang ada dipaparkan taksonominya sebagai berikut
:
Kingdom: Animalia - Linnaeus, 1758
Subkingdom:
Bilateria - (Hatschek, 1888)
Cavalier-Smith, 1983
Branch: Protostomia
- Grobben, 1908
Infrakingdom: Lophotrochozoa
Superphylum: Eutrochozoa
Phylum: Mollusca -
(Linnaeus, 1758) Cuvier, 1795
Class: Gastropoda -
Cuvier, 1795
Subclass:
Orthogastropoda - Ponder
& Lindberg, 1996
Superorder: Neritaemorphi
- Koken, 1896
Order: Neritimorpha
- Cox & Knight, 1960
Superfamily: Neritoidea - Rafinesque, 1815
Family: Neritidea -
Rafinesque, 1815
Subfamily: Neritinae
Genus: Nerita -
Linnaeus, 1758
Spesieas: Nerita
Sp
2.3 Morfologi Nerita Sp
Kelompok yang
bercangkang (Thecosomata) mempunyai bentuk yang khas, bergantung jenisnya. Oleh
sebab itu pengenalan cirri-ciri morfologi cangkang ini sangat penting untuk
identifikasi. Secara sederhana morfologi ukuran spesies ini di sajikan
pada Gambar 2.
Spesies-spesies Nerita
Sp dengan bermacam cangkang
bentuk tubuh (polymorphic), terdiri atasvariasi
warna dan ukuran
pola
yang juga variatif. Atas
dasar ini sehingga ditemukannya beberapa spesies baru meskipun ukuran dan motif
spintas tidak memiliki perbedaan yang berarti. Ada yang bentuk umumnya meruncing
bagaikan duri yang tajam, ada bentuk cangkang berbentuk ulir. Pada Nerita sp
model cangkang seperti globose bola tertekan atau oval dengan bagian
yang rata, lebar cangkang lebih besar daripada panjang cangkang dan sangat
keras/padat. Corak dan tipe pada cangkang (sculpture) tidak terlalu
dalam, berbentuk element-element spiral. Perwarnaan cangkang Nerita berbeda
tiap spesiesnya, hal ini disebabkan adanya perbedaan kondisi lingkungan.
Model dan bagian-bagian organnya terdiri dari Aperture (bukaan cangkang)
bagian dorsal berbentuk seperti huruf D, variasi
warna operculum
warnanya
berkisar dari hitam sampai kehitam-hitaman juga warna pinggiran kemerahan, bagian ini
terdiri dari bagian posterior dari outer lip (tepi/ujung dari bagian
luar aperture) dan parietal (wilayah di bagian dalam aperture)
biasanya bergerigi kuat. Pada bagian inner lip terdapat 1 sampai 4 buah gigi berwarna
putih dengan bentuk seperti proyeksi. Operculum berupa calcareous
(bersifat keras), dengan pasak seperti proyeksi (projecting peg) pada
bagian ujung dalam
Sebagai bukti dari
adanya perbedaan overculum sebagai salah satu utama objek petanda dalam
identifikasi, seperti sampel yang ditemukan dari pengamatan Spencer
et al., 2007 bahwa spesies di Timur dan Barat berbeda dimana N.
atramrntosa yang memiliki operkulum berwarna hitam di
wilayah Barat Central Victoria, Australia) dan N. melanotragus yang
memiliki operkulum kehitam-hitaman ada di wilayah Timur Central
Victoria sampai Selatan Queensland,
Lord Howe and Norfolk Islands, New Zealand dan Kermadec Islands.
Untuk di
wilayah tropis
degan jumlah yang ditemukan masih terkendal dalam system penamaan dan publikasi
atas beberapa penelitian/pengamatan, sehingga dalam validasi serta aplikasi
dalam identifikasi masih ditemukan kesalahan. Seiring dengan perkembangan
tehnologi penamaan tidak lagi lebih akut atau hanya dengan lifeform yang ada,
dengan penganalisaan dari mitokondria DNA. Metode ini akan menjelaskan histori
dari spesies ( bentuk gen dan morfologi) yang sebenarnya.
2.4
Habitat
Spesies Nerita Sp pada umumnya ditemukan secara
berkelompok/bergerombol dengan populasi yang beragam dan berada dalam jumlah
besaran juga ukuran waktu dan kondisi berbeda pula. Spesies ini membentuk
koloni sebagai komunitas yang mendiami daerah pantai-pantai berbatu terutama
pada zona tengah sampai tertinggi dari intertidal, hingga pada daerah atas
(supralitoral)yang masih dipengaruhi oleh pasang surut dan juga pada rataan karang (reef flats). Berdasarkan habitat perairan
Komunitas ini dapat dijumpai pada perairan dengan zona berbeda (laut, payau dan
tawar). Beberapa fropil media melekat dari
spesies Nerita Sp.
Pada daerah supralitoral komunitas ini dapat ditemui dengan
ciri khasnya menepel, baik pada akar, batang dan daun pada vegetasi yang tumbuh (terbenam dan tumbuh di
daratan) di daerah tersebut sebagai bentuk migrasi akibat tingginya muka air
laut. Seperti halnya pada spesies N.
scrobricosta yang ada pada pantai dengan substrat lumpur ditantai dengan
komunitas bergerombol dengan populasi komunitas yang relative rendah. Kondisi
lingkungan/substrat berlumpur merupakan media yang labil akibat adanya
pengadukan pada saat pasang dan surut, menyulitkan untuk tetap eksis.
Tingginya bahan tersuspensi menyulitkan dalam proses pernapasan spesies ini.
Pada kondisi surut penyinaran matahari pada daerah terpapar menyebabkan hanya
sebagian spesiesnya dapat besaptasi pada kondisi yang ekstrim. Daerah dengan
tinggi bahan tersuspensi dengan salinitas yang relative rendah mengakibatkan Nerita Sp yang bersifat euryhaline
menjadi batasan melimpahnya
komunitas ini pada derah tersebut.
2.5
Adaptasi
Adanya perbedaan lokasi menakiabatkan adanya bentuk
adaptasi morfologi dari spesies-spesies dari Nerita seperti pada pantai
berbatu di daerah tropis (perairan hangat) berbeda dengan spesies-spesies dari Nerita
di daerah temperate, hal ini dapat dilihat pada motif dan pewarnaan pada
cangkang. Dimana di wilayah tropis memiliki warna dan mitif yang bervariatif
sedangkan di daera lintang tinggi dengan suhu dingin justru warna cangkang
gelap/hitam kegiatan mencari makan aktif dilakukan di malam hari dan kondisi
air tidak dalm keadaan pasang (menggenang) karena sifatnya sebagai scafenger.
Hal ini dilakukan untuk menghindari suhu yang terlalu tinggi. Kondisi pasang surut dan lama dari
priodiknya mengharuskan Nerita Sp memiliki kemampuan adaptasi untuk hidup dimana kondisi yang selalu tergenang
dan terpapar oleh sinar matahari.
Adanya kondisi ini memberi tekanan kondisi ekstrim (baik
itu suhu udara maupun air), penguapan, dan gelombang yang datang secara periodik.
Sehingga ada beberapa modipikasi
adaptasi terhadap kondisi ini, diantaranya ; 1). Komunitas bergerombol, kondisi
ini bertujuan untuk
mengurangi penguapan. 2).
Menempel pada substrat keras dengan medan sulit atau teknik thermoregulation.
Hal ini dilakukan untuk menyiasati sinar matahari terabsorsi yang ada sepanjang
hari, terutama untuk daerah tropis, 3). Mengisi lubang-lubang pada substrat
berbatu di daerah intertidal bertujuan menghindari infasi predator dan tekanan
fisik. 4) mengembangan alat sensor kondisi lingkungan, mungkin digunakan
sebagai pendeteksi kondisi yang member sinyal baik untuk aktif mencari makan
dan melakukan aktifitas lainnya, tehnik ini disebut sistem Endogenous.
2.6. Cara Makan Dan PREDASI
Spesies-spsies dari Nerita Sp merupakan kelompok hewan
herbivora. kelompok pemakan alga filamentus cyanobacteria, dan
filamentus alagae hijau
(tumbuhan) dari diatom dan serasah yang menumpuk di daerah intertertidal.
Makanan yang ditemukan saat aktif mencari makan, makanan di hancurkan dengan
jalan mencabi/memotong makanan dengan radulanya. Spesies ini juga sering disebut
sebagai grazing di perairan bagi biota lain, meskipun kasusnya tidak memutuskan
rantai/siklus yang mejadi makanannya.
Bangkai dari spesies Nerita Sp
berupa cangkang merupakan bukti adanya keterlibatannya dalam rantai makan,
pemangsa adalah kelompok kepiting laut dan kelompok dari filu
echinodermata. Cangkang cangkang yang tersisa tersebut masih memiliki pungsi bagi
oeganisme lain sebagai rumah dan tempat berlindung komunitas lain, bahkan
mempengaruhi fase reproduksi beberapa
spesies intertidal.
2.7 Distribusi
Nerita Sp
Penyebaran jenis dari Nerita Sp hamper dapat ditemukan di
setia perairan dengan salinitas laut estuaria (payau), dan juga ditemukan di
perairan tawar. Dimana hamper seluruh spesies ini ditemukan di perairan tropis
(perairan hangat), dan ada beberapa ditemukan di perairan dengan suhu dingin.
Beberapa sumber telah banyak mempublikasikan komunitas dari spesies Nerita
Sp ini, dengan penyebaran ada pada sepanjang perairan caribian dan
pasifikOcean.
Kondisi
perairan dengan pantai/ substrat berbatu menjadi media mereka melekatkan diri.
Kepulauan tropis dan kondisi perairan hangat dan kelimpahan bahan organic dan
makanan yang tersedia sepanjang tahun mengakibatkan ditemukannya beragam sepsis
dari komunitas ini. Untuk Nerita Sp sendiri yang banyak ditemukan dan tersebar
disemua perairan dengan kondisi dan suspense (sumber makanan) yang belimpah,
dari sumber yang ada ditemukan beberapa komunitas sebagai berikut ;
1).N. albicilla, 2)N. chamaeleon, 3)N. costata, 4)N. fulgurans ; 5)N.
funiculata, 6)N. grossa, 7)N. hindsii ,8)N. histrio, 9)N. incerta, 10)N. insclupta, 11)N. litterata, 12)N. lineata, 13)N. polita, 14)N. scobricosta, 15)N. striata, 16)N. tessellate, 17)N. undata, 18)N. maura, 19)N. maxima, 20)N. ocellata, 21)N. oleagina, 22)N. patuta, 23)N. signata, 24)N. spengleriana, 25)N. undata, 26)N. undulata, 27)N. exuvia, 28)N. planospira, 29)N. violacea, 30)N. polita, 31)N. reticulata, 32)N. Plicata.
BAB III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di rumah masing-masing mahasiswa
dari waktu yang sudah di tentukan sampai laporan hasil praktikum di kumpulkan.
3.2 Alat dan bahan
No.
|
Alat
dan bahan
|
Kegunaan
|
1.
|
Wadah
|
Tempat sampel di letakan selama
analisa uji praktikum
|
2.
|
Karet
|
Mengikat plastic pada mulut wadah
|
3.
|
Kertas plastic bening
|
Penutup wadah.
|
4
|
Gastropoda
(Nerita.sp)
|
Sebagai
sampel dalam praktikum
|
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1.
Wadah
dengan 5 individu di tambah air laut
NO
|
JAM/TANGGAL
|
Bergerak aktif
dengan cepat
|
Tidak ada gerakan
|
1.
|
08:00/10/2014
|
Bergerak ke arah
permukaan wadah
|
_
|
2.
|
17:15/11/2014
|
Mulai berada di
sekitar permukaan air
|
_
|
3.
|
09:00/12/2014
|
_
|
Tidak ada gerakan
|
4.
|
18:00/13/2014
|
Pada hari keempat
ada tidak gerakan yang signifikan tetapi tidak ada tanda-tanda kematian
|
_
|
5
|
18:00/14/2014
|
di hari kelima
semua siput masih tetap seperti biasanya dan tidak ada siput yang mengalami
kematian
|
_
|
2. Wadah dengan 7 individu
NO
|
JAM/TANGGAL
|
Bergerak aktif
dengan cepat
|
Tidak ada gerakan
|
1.
|
08:00/10/2014
|
Bergerak kea rah
permukaan wadah
|
_
|
2.
|
17:15/11/2014
|
Ada beberapa siput
yang mulai berada di bawah dasar wadah,dan hanya 3 ekor yangmasih di atas
permukaan wadah dan membntuk pengelompokan
|
_
|
3.
|
09:00/12/2014
|
Semua siput masih
bertahan dan membentuk kelompok pada dasar media
|
_
|
4.
|
18:00/13/2014
|
_
|
Tidak ada geraka
|
5.
|
18:00/14/2014
|
_
|
Tidak ada gerakan
tetapi
|
3. Wadah dengan 5 individu
NO
|
JAM/TANGGAL
|
Bergerak aktif
dengan cepat
|
Tidak ada gerakan
|
1.
|
08:00/10/2014
|
Membentuk
penglompokan tetapi hanya 2 ekor saja
|
_
|
2.
|
17:15/11/2014
|
Mulai mengeluarkan
lendir dan bergerak dan sebagian lainya mengelompok
|
_
|
3
|
09:00/12/2014
|
_
|
Berada di bawah
wadah dan menunjukan tanda-tanda kematian
|
4.
|
18:00/13/2014
|
Bebrapa ekor siput
mulai mengalami kematian
|
|
5.
|
18:00/14/2014
|
_
|
Semua sipu
mengalami kematian,hanya satu yang masih bertahan
|
4. Wadah dengan 3 individu
NO
|
JAM/TANGGAL
|
Bergerak aktif
dengan cepat
|
Tidak ada gerakan
|
1.
|
08:00/10/2014
|
Bergerak menuju
permukaan wadah
|
|
2.
|
17:15/11/2014
|
Sebagian mulai
berada pada dasar wadah
|
|
3.
|
09:00/12/2014
|
Tidak menunjukan
adanya gerakan
|
|
4.
|
18:00/13/2014
|
Mengelompok pada
dasar media tetapi hanya 2 ekor saja
|
|
5.
|
18:00/14/2014
|
Semuanya mengalami
kematian a
|
4.2
pembahasan
Di hari pertama setelah sampel di
aklimatisasi dan di pisahkan berdasarkan banyak individu, semua individu
bergerak bebas dan saling menunjukan adanya interaksi antara individu yang satu
dengan yang lain, dapat dilihat dengan adanya pembentukan pengelompokan, dan
juga sebagian besar menuju ke permukaan wadah media. di hari pertama ini tidak
ada tanda-tanda yang mencolok dari semua inividu, perbedaan mulai terlihat pada
hari kedua, semua individu mulai tidak menunjukan gerakan yang begitu aktif
seperti pada hari pertama, tetapi ada beberapa individu yang mengelompok. Di
hari yang ketiga mulai ada kematian pada wadah yang berisi 5 individu yang
tidak berisi air sedangan pada wadah yang lainya tidak menunjukan adanya
gerakan yang aktif dan sebagiannya mulai berada pada dasar wadah media, barulah
pada hari ke empat semua wadah telah menunjukan adanya kematian walaupun
beberapa individu yang mampu bertahan dan tetap tidak mlakukan gerakan.di hari
ke lima media dengan 5 individu tanpa air tersisa 1 siput yang bertahan dan
pada media dengan 3 individu semuanya mengalami kematian.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimulan
- pada hari pertama, semua individu
menunjuka adanya aktif dan menuju ke
permukaan media beberapa individu lainya mengelompok.
-pada hari
kedua,ketiga,dan keempat tidak begitu menunjukan gerakan berbeda pada hari
pertama yang begitu aktif.
-kematian
terjadi pada hari keempat walaupun ada beberapa individu yang masih mampu untuk
bertahan hidup.
5.2 Saran
Laporan
praktikum ini masi memiliki kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan, maka dari itu adanya dukungan dari pembaca untuk
melengkapi laporan praktikum saya ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Nontji A.
2006. Tiada Kehidupan di Bumi Tanpa Keberadaan Plankton. LIPI Jakarta
Campbell, C. R dan LYN Schmidt.
2001. Molluscs and Echinoderms from the Emily Bay Settlement Site, Norfolk
Island. Australian Museum, Supplement 27 (2001): 109–114.
Leal, J. H. Gastropods. The
Bailey-Matthews Shell Museum.
Osorio, C dan
V. Cantuarias. 1989. Vertical Distribution of Mollusks on the Rocky Intertidal
of Easter Island. University of Hawaii Press.
Ruwa, R. K dan V. Jaccarini.
1986 . Dynamic zonation of Nerita plicata, N. undata and N.
textilis (Prosobranchia: Neritacea) populations on a rocky shore in Kenya.
Journal Marine Biology. PublisherSpringer Berlin / Heidelberg.
Tan, S. K dan Reuben Clements.
2008. Taxonomy and Distribution of the Neritidae (Mollusca: Gastropoda) in
Singapore. Zoological Studies
http://kuliahitukeren.blogspot.com/2014/06/kajian-ekologi-komunitas-nerita-sp.html
LAMPIRAN
BetMGM Casinos for 2021 | Dr.D.C.
BalasHapusIf you're looking for a casino 상주 출장안마 to play poker online, the BetMGM online 경기도 출장안마 casino offers you a 100% match up 남양주 출장안마 to $1,000 진주 출장샵 when you deposit 천안 출장샵 and